Kedua
kalinya aku di sana, tampaknya bangunan itu sedang dibuka. Banyak orang yang
berkeliling kesana kemari. Kelihatannya sangat sibuk. Aku masuk dengan enggan
bersama ibuku. Sebenarnya aku ingin menolak, tapi dipaksa. Akhirnya kami masuk
bersama.
Aku
berjalan tanpa semangat seakan aku sudah tidak memiliki harapan lagi. Tapi aku
tahu itu berlebihan. Aku tahu aku masih punya harapan. Aku hanya malas
mendatangi bangunan ini.
Ibuku
menghampiri salah seorang yang ada di sana. Kemudian orang itu mempertemukan
kami dengan seseorang yang lain. Orang yang baru kami temui ini mengajak kami keliling
bangunan tersebut. Kami dijelaskan mengenai ruangan-ruangan yang ada di
bangunan tersebut. Aku hanya mengikuti dengan patuh sembari melangkah dengan
malas. Yang kuinginkan sekarang hanya tidur pulas di mobil seperti yang sedang
adikku lakukan.
Setelah
selesai, ibuku mengucapkan terima kasih dan kami kembali ke mobil. Ibuku terus
membahas bagusnya bangunan itu dan membandingkannya dengan suatu hal yang lain.
Tapi sebagus apa pun bangunannya, aku belum siap. Aku masih sayang. Aku belum
siap.
Kemudian
setelah beberapa lama, kami kembali lagi kesana untuk survei terakhir. Entah
kenapa ibuku memaksa untuk melakukannya lagi dan lagi, tapi aku hanya bisa
menurut. Di sana, kami bertemu dengan orang yang berbeda lagi. Orang itu
membawa kami keliling bangunan tersebut. Aku mulai bosan karena letaknya tidak
pernah berubah. Tapi letak bangunan memang tidak akan berubah...
Pada
suatu hari, ada sesuatu yang menimpa keluargaku sehingga mau tidak mau aku harus
siap. Aku akan pindah ke bangunan itu. Adikku juga akan pindah ke bangunan
lain. Mau tidak mau kami harus siap. Kami mengurus segalanya dengan cepat agar
dapat pindah secepat mungkin. Untungnya tidak ada yang menghalangi kami.
Akhirnya
pada hari Jumat aku melakukannya. Aku hanya berusaha sebaik dan semaksimal
mungkin. Ibuku optimis aku akan berhasil. Aku sendiri tidak tahu apa yang
kurasakan menjelang masuk ruangan untuk diuji. Jantungku berdebar-debar, aku
hanya bisa berdoa kepada Allah dan berusaha semaksimal mungkin. Aku bersyukur
aku dapat melewatinya dengan usaha yang cukup maksimal.
Setelah
selesai, aku keluar dan ibuku masuk. Aku duduk di samping adikku sambil
bercanda-canda. Aku agak tegang menunggu hasilnya. Apa aku berhasil? Atau aku
gagal? Jika aku gagal, bagaimana nanti? Apa aku harus kembali? Kuharap tidak.
Tidak
lama setelah itu, ibuku keluar. Setelah itu, kami diantar berkeliling lagi oleh
orang yang mengantar kami pada kunjungan ketiga (kini kukenal sebagai Bu
Riani). Kami kembali diberitahu letak-letak ruangan dan fungsinya. Membuatku
bosan karena sudah dua kali begitu. Tapi kuikuti saja. Lagipula aku tidak rugi
apa-apa.
Kami
kembali ke ruang depan. Hasilnya sudah keluar. Aku gugup setengah mati. Aku
berusaha tenang. Aku berhasil, tapi jantungku tetap berdebar. Dan ternyata...
AKU DITERIMA! Syukurlah, aku menghembuskan nafas lega. Untung saja usahaku
berhasil. Alhamdulillah, terima kasih
ya Allah. :)
Aku
akan memulai hariku di bangunan ini nanti. Hari Senin. Aku harap akan berjalan
lancar. Tapi aku belum tahu aku akan ditempatkan di ruang mana. Hari Senin.
Hari Senin aku akan tahu jawabannya.
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar