Sabtu, 09 Februari 2013

"Bangunan" (part 1)

            Aku pertama kali melihat bangunan itu di sana saat libur sekolah. Saat itu cuaca sedang panas-panasnya. Aku menolak masuk karena tidak mau berada di sana. Lagipula tampaknya bangunan itu sedang tidak dibuka. Akhirnya kami pergi.
            Kedua kalinya aku di sana, tampaknya bangunan itu sedang dibuka. Banyak orang yang berkeliling kesana kemari. Kelihatannya sangat sibuk. Aku masuk dengan enggan bersama ibuku. Sebenarnya aku ingin menolak, tapi dipaksa. Akhirnya kami masuk bersama.
            Aku berjalan tanpa semangat seakan aku sudah tidak memiliki harapan lagi. Tapi aku tahu itu berlebihan. Aku tahu aku masih punya harapan. Aku hanya malas mendatangi bangunan ini.
            Ibuku menghampiri salah seorang yang ada di sana. Kemudian orang itu mempertemukan kami dengan seseorang yang lain. Orang yang baru kami temui ini mengajak kami keliling bangunan tersebut. Kami dijelaskan mengenai ruangan-ruangan yang ada di bangunan tersebut. Aku hanya mengikuti dengan patuh sembari melangkah dengan malas. Yang kuinginkan sekarang hanya tidur pulas di mobil seperti yang sedang adikku lakukan.
            Setelah selesai, ibuku mengucapkan terima kasih dan kami kembali ke mobil. Ibuku terus membahas bagusnya bangunan itu dan membandingkannya dengan suatu hal yang lain. Tapi sebagus apa pun bangunannya, aku belum siap. Aku masih sayang. Aku belum siap.
            Kemudian setelah beberapa lama, kami kembali lagi kesana untuk survei terakhir. Entah kenapa ibuku memaksa untuk melakukannya lagi dan lagi, tapi aku hanya bisa menurut. Di sana, kami bertemu dengan orang yang berbeda lagi. Orang itu membawa kami keliling bangunan tersebut. Aku mulai bosan karena letaknya tidak pernah berubah. Tapi letak bangunan memang tidak akan berubah...
            Pada suatu hari, ada sesuatu yang menimpa keluargaku sehingga mau tidak mau aku harus siap. Aku akan pindah ke bangunan itu. Adikku juga akan pindah ke bangunan lain. Mau tidak mau kami harus siap. Kami mengurus segalanya dengan cepat agar dapat pindah secepat mungkin. Untungnya tidak ada yang menghalangi kami.
            Akhirnya pada hari Jumat aku melakukannya. Aku hanya berusaha sebaik dan semaksimal mungkin. Ibuku optimis aku akan berhasil. Aku sendiri tidak tahu apa yang kurasakan menjelang masuk ruangan untuk diuji. Jantungku berdebar-debar, aku hanya bisa berdoa kepada Allah dan berusaha semaksimal mungkin. Aku bersyukur aku dapat melewatinya dengan usaha yang cukup maksimal.
            Setelah selesai, aku keluar dan ibuku masuk. Aku duduk di samping adikku sambil bercanda-canda. Aku agak tegang menunggu hasilnya. Apa aku berhasil? Atau aku gagal? Jika aku gagal, bagaimana nanti? Apa aku harus kembali? Kuharap tidak.
            Tidak lama setelah itu, ibuku keluar. Setelah itu, kami diantar berkeliling lagi oleh orang yang mengantar kami pada kunjungan ketiga (kini kukenal sebagai Bu Riani). Kami kembali diberitahu letak-letak ruangan dan fungsinya. Membuatku bosan karena sudah dua kali begitu. Tapi kuikuti saja. Lagipula aku tidak rugi apa-apa.
            Kami kembali ke ruang depan. Hasilnya sudah keluar. Aku gugup setengah mati. Aku berusaha tenang. Aku berhasil, tapi jantungku tetap berdebar. Dan ternyata... AKU DITERIMA! Syukurlah, aku menghembuskan nafas lega. Untung saja usahaku berhasil. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah. :)
            Aku akan memulai hariku di bangunan ini nanti. Hari Senin. Aku harap akan berjalan lancar. Tapi aku belum tahu aku akan ditempatkan di ruang mana. Hari Senin. Hari Senin aku akan tahu jawabannya.

*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar