Jumat, 01 Februari 2013

Luna's Diary (part 1)


                Aku masih ingin bertemu denganmu. Banyak hal yang belum kusampaikan padamu. Banyak hal yang belum kutunjukkan padamu. Masih banyak juga hal yang belum kulakukan untukmu.
                Tapi aku tidak punya waktu lagi. Bahkan meskipun aku punya, aku tidak yakin aku bisa bertahan. Aku tidak yakin aku bisa menemuimu. Aku tidak yakin aku bisa menjelaskan semuanya kepadamu. Aku tidak yakin apa semua hal yang belum kusampaikan dapat kusampaikan padamu saat itu juga. Aku tidak yakin hal-hal yang belum kutunjukkan padamu dapat kutunjukkan saat itu juga. Dan aku tidak yakin apakah hal-hal yang belum kulakukan untukmu dapat kulakukan pada saat itu juga.
                Aku hanya bisa pasrah.
                Waktuku memang sudah tidak lama lagi. Dalam waktu dekat, aku akan dipanggil kembali dan aku akan meninggalkan semuanya.
                Semuanya.
                Tidak hanya bumi ini.
                Tidak hanya barang-barangku.
                Tidak hanya teman-temanku.
                Tidak hanya keluargaku.
                Tapi juga kau.
                Kau, satu-satunya orang yang memahamiku. Kau satu-satunya orang yang selalu ada untukku di saat sedih ataupun bahagia. Kau satu-satunya orang yang tidak pernah mengeluh ketika bersamaku, kapan pun dan dimana pun. Kau satu-satunya orang yang selalu bilang padaku bahwa kau tidak pernah menyesal karena berteman denganku. Kau satu-satunya orang yang tahu tentang apa yang selalu kusembunyikan dari orang lain.
                Kau satu-satunya orang yang dapat kupercaya, setelah keluargaku.
                Apa kita bisa bercanda seperti dulu lagi?
                Apa kita bisa tertawa seperti dulu lagi?
                Apa kita bisa menangis seperti dulu lagi?
                Apa kita bisa saling menaruh kepercayaan seperti dulu lagi?
                Apa kita bisa berjalan-jalan bersama seperti dulu lagi?
                Apa kita bisa... entahlah, tapi di atas semua pertanyaan itu, ada satu pertanyaan yang terus menggantung di otakku sejak aku tidak pernah melihatmu lagi.
                Apa kita bisa bertemu lagi?
                Kuharap bisa. Kuharap setiap orang akan menjawab iya ketika aku bertanya. Kuharap kau masih mau bertemu denganku. Kuharap kau memaafkanku atas apa yang telah kulakukan dan apa yang belum sempat kulakukan untukmu.
                Dan di atas segalanya, ada satu hal yang ingin kukatakan sejak dulu. Sebenarnya aku baru menyadarinya sejak aku meninggalkanmu. Aku sendiri menyesal karena tidak pernah mengatakannya padamu sejak dulu. Sejak aku belum meninggalkanmu. Dan aku sendiri merasa kesal karena baru menyadarinya setelah meninggalkanmu. Aku tahu harusnya aku tidak meninggalkanmu begitu saja. Tapi apa dayaku? Waktu tidak bisa diulang kembali. Aku hanya berharap kau bisa mengerti.
                Aku hanya bisa mengatakannya lewat orang lain. Tapi kata-kata itu hanya untukmu. Benar-benar hanya untukmu...
                Aku menyayangimu seperti saudaraku sendiri...

*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar