Untuk Pearl,
di rumah
Hai, Pearl!
Apa kabar? Semoga kamu baik-baik saja. Oh, ya! Aku punya
kejutan untukmu! Datanglah ke rumahku pukul 1 tepat. Kutunggu, lho!
Salam,
Tuck
Jl. Coklat no. 26
“Tuck? Apa yang membuatku
harus datang pukul 1?” pikir Pearl heran. Karena membaca surat tersebut dengan
buru-buru, ia tidak memerhatikan alamat pengirimnya. Kemudian ia melirik jam.
“Masih jam setengah 11,
aku pergi sekarang aja, deh!” ucap Pearl. Kemudian ia berlari ke dapur.
“Ma, apa aku boleh pergi
ke rumah teman?” tanya Pearl.
“Boleh,” jawab mamanya
sambil terus memasak. Pearl langsung menuju garasi. Ia memakai pengaman sikut,
pengaman lutut, serta helm. Kemudian ia memakai sepatu rodanya. Ia langsung
menuju rumah Tuck.
*
“Permisi!” seru Pearl
sambil mengetuk pintu sebuah rumah yang besar, mewah, dan megah. Itulah rumah
Tuck. Tuck memang kaya, namun ia tetap baik hati walau agak sombong.
“Pearl, ada apa?” tanya
ibu Tuck.
“Tuck ada?” Pearl balik
bertanya.
“Ada, tunggu sebentar, ya,”
ibu Tuck masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian ibu Tuck keluar dengan Tuck
dan Piki.
“Silakan duduk, tante akan
buatkan minuman,” kata ibu Tuck kemudian kembali masuk.
“Kenapa Pearl?” tanya Tuck
sambil duduk.
“Aku mau tanya soal surat
yang kamu kirim...”
“Surat apa?” potong Tuck.
“Surat tentang aku harus
datang jam 1. Ini suratnya kubawa,” Pearl memberikan suratnya pada Tuck.
Kemudian Tuck membacanya. Ia bingung.
“Kamu punya teman yang
namanya Tuck selain aku?” tanya Tuck sambil memberikan surat milik Pearl pada
Piki.
“Nggak, kalau ada aku
pasti gak datang kesini,” jawab Pearl. Ia ikut bingung.
“Hmm... Pearl, alamat Tuck
sudah jelas bukan ini,” ujar Piki. Tuck dan Pearl menoleh.
“Maksudmu?” tanya Tuck dan
Pearl bersamaan.
“Disini ditulis alamat
rumahnya di jalan coklat nomor 26. Sedangkan alamat rumahmu, Tuck?” Piki
menunjuk Tuck.
“Jalan kacang nomor 10,”
jawab Tuck. Pearl bingung lagi.
“Memangnya disitu ada
alamatnya?” tanya Pearl. Piki ikut bingung.
“Memangnya kamu gak
lihat?” Piki balik bertanya. Pearl menggelengkan kepala.
“Berarti kamu gak teliti!
Ini lihat saja!” seru Piki. Ia memberikan surat tersebut pada Pearl. Pearl
membacanya ulang.
“Oh, iya,” Pearl terlihat
malu. Pipinya memerah.
“Sekarang aku mau tanya,
ada siapa saja temanmu yang tinggal di jalan coklat?” tanya Piki menginterogasi
Pearl.
“Ada Tucky, Lenna, dan
Grecy,” jawab Pearl heran. Mengapa Piki
bertanya begitu? pikirnya berulang-ulang.
“Siapa yang tinggalnya di
nomor 26?” tanya Piki lagi.
“Euh... aku gak hafal,”
jawab Pearl.
“Sekarang ayo kita pergi!”
Piki berdiri.
“Kemana?” tanya Tuck dan
Pearl kompak.
“Ke jalan coklat nomor
26!” seru Piki bersemangat. Ia segera mengambil sepedanya yang ia bawa ke rumah
Tuck. Sementara Tuck mengeluarkan otopetnya dari garasi.
“Ayo berangkat!” seru
Piki. Mereka pun berangkat.
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar